Selama berabad-abad kilau emas menjadi daya tarik tersendiri karena memiliki paduan yang unik antara kelangkaan, keindahan, dan sifatnya yang nyaris tak lekang. Banyak negara yang menggunakan emas sebagai alat menyimpan kekayaan dan sarana pertukaran internasional. Masyarakat ingin memiliki emas sebagai jaminan yang lebih aman terhadap hal-hal yang tidak terduga sebagai pengganti uang tunai.
Yang lebih penting dan menyilaukan, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir emas akhirnya dianggap sebagai kelas aset yang harus dimiliki oleh para investor sebagai bagian dari portofolio mereka. Investasi emas dapat berwujud emas batangan, lembaran emas, saham di perusahaan emas, dana investasi emas (dana gotong royong), surat berjangka emas dan opsi emas.
Otoritas moneter seperti Bank Sentral dan International Monetary Fund (IMF) telah lama menggunakan emas sebagai cadangan kekayaannya. Masyarakat menjadi percaya diri karena tahu bahwa Bank Sentral menyimpan emas – suatu aset yang tak lekang dan barang yang cenderung tidak terkena imbas inflasi seperti uang kertas, bahkan dollar AS sekalipun. Beberapa negara memberikan pengakuan secara eksplisit karena emas menguatkan mata uang domestik. Selain itu, agensi penilai tingkat hutang akan merasa tenang karena adanya emas sebagai cadangan negara.
Emas kadangkala disebut sebagai aset pendapatan non-penghasilan. Ini tidak benar. Ada pasar untuk pemberi pinjaman emas, dan emas juga dapat diperdagangkan untuk mendapatkan keuntungan. Kemungkinan ada “biaya oportunitas” dari menyimpan emas, namun di daerah dengan tingkat bunga rendah, ini lebih rendah dari yang dibayangkan. Keuntungan lain dari emas adalah mampu menutup biaya. Biaya oportunitas dari menyimpan emas dapat dianggap sebanding dengan premi asuransi.
Sebagai individu pribadi, tidak ada seorang pun yang akan menaruh 100% asetnya dalam investasi emas. Dalam portofolio aset mana pun, tidak lazim jika Anda menaruh semua telur dalam satu keranjang. Memang harga emas dapat mengalami fluktuasi – begitu pula kurs nilaitukar dan tingkat suku bunga mata uang yang disimpan di cadangan. Strategi diversifikasi saham biasanya akan menyediakan pengembalian yang kurang volatil dibandingkan satu aset tunggal. Sebagian besar konsultan investasi akan menyarankan kisaran antara 10 hingga 35%. European Central Bank (ECB) misalnya, menyimpan antara 15-20% (tergantung pada nilai pasar) cadangan kekayaannya dalam bentuk emas.
0 comments:
Post a Comment